Search This Blog

Friday, March 21, 2014

Bocah 8 Tahun Rawat Ayah di Becak Rumah

Kamis, 20/03/2014 06:15 WIB
Bocah 8 Tahun Rawat Ayah di Becak 'Rumah'
Nawawi: Kami Tidak Mengemis!
Khairul Ikhwan - detikNews



Medan - Selama tiga tahun Siti Aisyah Pulungan (8) dan ayahnya yang tengah sakit parah, Muhammad Nawawi Pulungan (56), hidup di jalanan. Belakangan, mereka menyicil becak barang untuk dijadikan tempat tinggal bagi keduanya selama satu tahun belakangan ini.

Becak inilah yang dijadikan Aisyah untuk berpindah-pindah bersama ayahnya yang terkulai lemas di bak becak. Meski setiap perjalanan ada beberapa warga dan pengendara yang memberikan mereka sedekah sebagai penyambung hidup mereka, Nawawi menolak bila dirinya disebut sebagai pengemis.

"Kami tidak mengemis, jika ada yang memberi kami terima," kata Nawawi di trotoar depan Masjid Raya Al Mashun, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (19/3/2014) sore.



Bantuan itu tidak hanya sekedar uang. Beberapa warga kadang memberikan bantuan obat. Obat-obat itu terus diminumnya, namun kesembuhan tidak kunjung datang.

Nawawi menderita sakit sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya, dia bekerja sebagai sopir mobil boks. Lalu, penyakit paru menderanya. Semua yang dimiliki habis dijual untuk berobat ke rumah sakit.

Sampai akhirnya uang tabungan yang mereka miliki menipis. Tidak mampu membayar kontrakan rumah, Nawawi memutuskan untuk tinggal di becak yang biasa digunakan untuk mengangkut barang. Sedihnya, becak itu pun mereka cicil sejak setahun lalu.

Nawawi hanya dapat pasrah dengan kondisi yang menderanya kini. Namun, anak putrinya yang baru berusia delapan tahun ini tampak bersemangat untuk selalu berada di samping sang ayah. Sejak umur setahun, Aisyah sudah ditinggal pergi ibunya.

"Jika umur saya pendek, saya serahkan semuanya kepada Aisyah mau bagaimana. Kalau dapat dia mencari ibunya. Sudah sejak umur satu tahun dia ditinggalkan ibunya. Entah di mana ibunya sekarang," kata Nawawi.

Seperti tidak tampak rasa lelah, Aisyah yang selalu terlihat riang ini berharap dirinya bisa kembali melanjutkan sekolahnya. Sebelumnya, dia sempat mengenyam pendidikan di kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Namun, karena kondisi sang ayah yang kian memburuk karena penyakit yang diderita, Aisyah akhirnya memutuskan untuk tinggal dan merawat ayahnya.

Adapun becak yang dijadikan rumah oleh keduanya terlihat cukup sederhana, tanpa atap terpal atau berdinding yang menutupi badan becak. Ada bantal, ember, selimut, pakaian dan kebutuhan harian lainnya.

Mereka tinggal dan beraktivitas di atas becak itu. Malam hari mereka memarkirkan becaknya di depan teras rumah warga di seputar Jalan Sisingamangaraja. Jika pagi tiba, mereka pindah ke sekitar Masjid Raya. Aisyah lah yang mendayung becak itu.

Setiap hari keduanya memarkirkan becak mereka di samping Masjid Raya. Masjid bersejarah ini menjadi bagian dari penyambung hidup mereka. Saat masjid sedang tidak ramai, Aisyah masuk dan membersihkan tubuh di kamar mandi masjid itu. Usai mandi, dia kemudian membawa kain yang sudah dibasahi untuk mengelap tubuh ayahnya. Begitu cara ayahnya mandi.

Tapi jika akan ke kamar mandi masjid, Aisyah tidak akan masuk dari pintu depan. Ini masjid yang rutin dikunjungi turis dan pejabat, jika Aisyah terlihat masuk dari depan, bisa menyulitkan penjaga. Maka Aisyah masuk dengan cara melompati pagar masjid. Penjaga masjid tahu, tapi tidak memarahi.

Kondisi Aisyah dan ayahnya itu rupanya mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan Dzulmi Eldin. Pemkot pun akhirnya membawa Nawawi ke Rumah Sakit Umum (RSU) Prongadi, Medan. Nawawi dirujuk sekitar pukul 22.30 WIB, Rabu (19/3) malam.

Selain membantu Nawawi, Pemkot Medan menjanjikan Aisyah untuk dapat kembali bersekolah seperti yang diimpikannya. Biayanya pun menjadi tanggungan pemerintah setempat.

"Akan kita sekolahkan. Dia harus sekolah," kata Eldin kepada wartawan, Rabu (19/3/2014) malam di lokasi mangkal becak yang menjadi ‘rumah’ Aisyah dan ayahnya di depan Dhea Saloon, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara (Sumut).


Sumber: http://news.detik.com/read/2014/03/20/061835/2531042/10/nawawi-kami-tidak-mengemis?nd771104bcj

No comments:

Post a Comment